Jumat, 06 Maret 2015

Revitalisasi Sektor Kehutanan & Lingkungan


PRINGSEWU - Pemerintah Kabupaten Pringsewu bekerjasama dengan Universitas Lampung menggelar ekspos mengenai Rancangan kebijakan dan program percepatan pembangunan di Kabupaten Pringsewu melalui pemberdayaan masyarakat menuju kedaulatan pangan. Ekspos yang digelar di ruang rapat bupati kantor pemkab setempat, Senin (2/3) dihadiri Bupati Pringsewu H.Sujadi bersama Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Ir.Junaidi Hasyim dan Asisten Bidang Administrasi Umum Ir.H.Achmad A.Siregar, serta SKPD terkait seperti Bappeda, Dinas PU, Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Perikanan dan Kelautan, Badan Ketahanan Pangan, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Perkebunan dan Kehutanan, menghadirkan narasumber dan tim ahli dari Unila dipimpin Prof.Dr.Wan Abbas Zakaria. 
Dalam pemaparannya, Prof.Dr.Wan Abbas Zakaria dari Universitas Lampung mengatakan kondisi dan potensi Sumber Daya Alam dan lingkungan Kabupaten Pringsewu ditinjau dari berbagai aspek sangat menguntungkan, dimana Kabupaten Pringsewu memiliki luas wilayah yang kecil (625 km2), disamping merupakan simpul perdagangan regional, pusat perekonomian wilayah sekitar, serta menjadi sentra produksi tanaman pangan. Dipaparkan Wan Abbas, Pringsewu dilalui berbagai aliran sungai baik besar maupun kecil, seperti sungai Way Sekampung (bagian tengah) panjang 24 Km dan daerah aliran 600 Km2, Way Gading dengan panjang 7 Km dan daerah aliran 56 Km2, Way Apus, panjang 6,8 Km dan daerah aliran 5.440 Km2, Way Wonokoro, dengan 8,8 Km dan daerah aliran 7.040 Km2, Way Waya, dengan panjang 19 Km dan daerah aliran 380 Km2, Way Sangsep, dengan panjang 17 km dan daerah aliran 225 km2, serta Way Marga Harja, dengan 2,5 km dan daerah aliran 15 km2.
Selain itu, juga menjadi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Sub-DAS, yakni Sub DAS Way Sekampung Anak, dengan luas 12.575,90 Ha (20,12%), Sub DAS Way Bulok, dengan luas 15.144,96 Ha (24,23%), Sub Das Way Semah, dengan luas 2.209,20 Ha (3,53%), Sub Das Merabung Lahan Suka, dengan luas 20.081,02 Ha (32,12%), Sub Das Way Tebu, dengan luas 12.498,92 Ha (20,00%). Termasuk terdapatnya kawasan hutan Register 21 Perentian Batu (yang masuk kedalam wilayah administrasi Kecamatan Pardasuka) seluas 2.669 ha dan Register 22 Way Waya (yang masuk kedalam wilayah administrasi Kecamatan Pagelaran) seluas 8.345 ha. "Adapun isu-isu lingkungan di Pringsewu yang saat ini berkembang adalah masalah kerusakan hutan, kekurangan air, alih fungsi lahan pertanian, perkembangan kawasan perkotaan, dan masalah sampah, disamping isu-isu lingkungan global seperti peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim,"kata dia.
Beberapa Rencana Dan Program Revitalisasi Kehutanan Dan Lingkungan yang dapat dilakukan di Kabupaten Pringsewu adalah Pengembangan Dan Promosi Agro-Eco-Tourism dengan pengarusutamaan agro-eco-tourism dalam program pembangunan Kabupaten Pringsewu, pembangunan model agroforestri terpadu: kehutanan, pertanian, peternakan, perikanan, dan pariwisata di Sukoharjo I, serta pengembangan Kebun Raya Bambu Pringsewu, pengembangan Kebun Koleksi Bambu, pengembangan tanaman bambu di area bantaran sungai (riparian zone), pengembangan Tanaman Hutan pada Lahan Masyarakat, serta pengembangan wisata sungai berwawasan lingkungan. Kemudian Agroforestr dengan pemasyarakatan agroforestri pada lahan kering dan introduksi dan pengembangan komoditas bernilai ekonomi tinggi dalam agroforestri. "Sedangkan pada Revitalisasi Hutan Kemasyarakatan, diantaranya dengan pemetaan masalah sosial hutan kemasyarakatan, penataan sistem pengusulan dan penetapan peserta program hutan kemasyarakatan, peningkatan peran Pemerintah Kabupaten dalam pengawasan, pembinaan, dan pengendalian pogram hutan kemasayarakatan, bantuan pengembangan produksi dan kelembagaan petani hutan kemasyarakatan, dan rehabilitasi kawasan hutan," tambahnya. 
Dalam hal penanggulangan kekurangan air, lanjutnya, dilakukan dengan pemasyarakatan konservasi tanah dan air dan pertanian, pengembangan infrastruktur pengairan teknis, pengembangan irigasi rakyat, bantuan irigasi pompa petani pada areal pertanian di sekitar sungai, serta pemasyarakatan biopori pada lahan pertanian dan permukiman. Untuk ppengelolaan DAS dan Riparian Zone, dilakukan dengan cara pengendalian area bantaran sungai sebagai kawasan lindung, penghijauan daerah bantaran sungai dengan tanaman hutan yang terintegrasi dengan pengembangan bamboo, pembangunan struktur penguat tebing sungai, pengembangan ruang terbuka hijau dan taman rekreasi tepi sungai di kawasan perkotaan, dan pengembangan perikanan air tawar. "Disamping pengembangan kelembagaan masyarakat melalui bantuan pengembangan kelompok tani hutan, pembinaan lembaga ekonomi rakyat di hutan kemasyarakatan, pembinaan lembaga-lembaga swadaya masyarakat bidang lingkungan hidup dan kehutanan, serta Pengembangan SDM dan pemuda melalui subsidi pencetakan sarjana desa/pekon di perguruan tinggi negeri, peningkatan kualitas SDM kehutanan (struktural dan nonstruktural), serta gerakan pemuda peduli hutan," pungkasnya. 
Bupati Pringsewu H.Sujadi dalam kesempatan tersebut merespon positif sekaligus berharap apa yang sudah dipaparkan tim Universitas Lampung tersebut sudah dapat dilihat dan dirasakan pada tahun 2016.

0 komentar:

Posting Komentar