Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu dari 15 daerah otonom kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Kabupaten Pringsewu yang beribukota di kota Pringsewu, berjarak 38 km dari ibukota Provinsi Lampung, Bandar Lampung, mempunyai luas wilayah 625 km2, berpenduduk kurang lebih 475.353 jiwa .
Kabupaten Pringsewu terdiri dari 131 desa/kelurahan, yang tersebar di 9 kecamatan, yakni masing-masing Kecamatan Pringsewu, Pagelaran, Pagelaran Utara, Pardasuka, Gadingrejo, Sukoharjo, Ambarawa, Adiluwih, dan Kecamatan Banyumas.Kabupaten Pringsewu berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah di sebelah utara, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran, di sebelah barat dan selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus.
Pringsewu, awal mulanya ...
Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) yang bernama Margakaya pada tahun 1738 Masehi yang dihuni masyarakat asli Lampung-Pubian, terletak di tepi aliran sungai Way Tebu, salah satu sungai besar yang ada di Pringsewu (sekitar 4 km sebelah selatan dari pusat kota Pringsewu saat ini).
Dari abad XVII hingga abad XIX tiuh Margakaya merupakan perkampungan yang ramai, subur dan makmur.Kemudian, 187 tahun berikutnya, tepatnya pada tanggal 9 September 1925, sejumlah masyarakat asal Pulau Jawa melalui program kolonisasi oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, membuka areal permukiman baru dengan membuka hutan belantara yang sangat lebat yang banyak ditumbuhi ribuan batang pohon bambu di sekitar tiuh Margakaya tersebut.Karena begitu banyaknya pohon bambu, oleh masyarakat pembuka hutan, perkampungan yang baru dibuka tersebut dinamakan “Pringsewu" yang mengambil nama dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu, dengan kepala desa pertama yaitu Bapak Ambar.
Selanjutnya, pada tahun 1936 berdiri pemerintahan Kawedanan Tataan yang berkedudukan di Pringsewu, dengan Wedana pertama yakni Bapak Ibrahim hingga 1943.
Selanjutnya, Kawedanan Tataan berturut-turut dipimpin oleh Bapak Ramelan pada tahun 1943, Bapak Nurdin pada tahun 1949, Bapak Hasyim Asmarantaka pada tahun 1951, Bapak Saleh Adenan pada tahun 1957, serta pada tahun 1959 diangkat sebagai Wedana yaitu Bapak R.Arifin Kartaprawira yang merupakan Wedana terakhir hingga tahun 1964, saat pemerintahan Kawedanan Tataan dihapuskan.
Namun sebelum itu, tepatnya pada tahun 1949 saat masa agresi militer Belanda ke-2, wilayah Pringsewu juga pernah menjadi ibukota darurat Karesidenan Lampung.
Pada tahun 1964, dibentuk pemerintahan Kecamatan Pringsewu yang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung Selatan sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1964, yang sebelumnya Pringsewu juga pernah menjadi bagian dari Kecamatan Pagelaran yang juga beribukota di Pringsewu. Termasuk menyandang status pemerintahan Negeri Pringsewu.
Dalam sejarah perjalanan berikutnya, Kecamatan Pringsewu bersama sejumlah kecamatan lainnya di wilayah Lampung Selatan bagian barat yang menjadi bagian wilayah administrasi Pembantu Bupati Lampung Selatan Wilayah Kotaagung, masuk menjadi bagian wilayah Kabupaten Tanggamus berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1997, hingga pada akhirnya wilayah ini terbentuk sebagai daerah otonom yang mandiri yakni Kabupaten Pringsewu, berdasarkan Undang-undang Nomor 48 Tahun 2008, dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri H.Mardiyanto pada tanggal 3 April 2009 di gedung Sasana Bhakti Praja Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia, Jakarta, sekaligus melantik Penjabat Bupati Pringsewu yang pertama saat itu Ir.H.Masdulhaq.
Kabupaten Pringsewu merupakan wilayah heterogen terdiri dari bermacam-macam suku bangsa, dengan masyarakat Jawa yang cukup dominan, disamping masyarakat asli Lampung, yang terdiri dari masyarakat yang beradat Pepadun (Pubian) serta masyarakat beradat Saibatin (Pesisir).
0 komentar:
Posting Komentar