Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu kabupaten di
Provinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Tanggamus, dan dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48 tahun 2008
tanggal 26 November 2008 dan diresmikan pada tanggal 3 April 2009 oleh
Menteri Dalam Negeri.
Secara geografis Kabupaten Pringsewu terletak
diantara 104045"25"- 10508"42" Bujur Timur (BT) dan 508"10"ÂÂ-
5034"27" Lintang Selatan (LS), dengan luas wilayah dimiliki sekitar 625
km2 atau 62.500 Ha.
Secara administratif Kabupaten Pringsewu berbatasan dengan 3 (tiga) wilayah kabupaten sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sendang Agung dan Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah.
- Sebelah Timur berbatasan Kecamatan Negeri Katon, Kecamatan Gedongtataan, Kecamatan Waylima dan Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bulok dan Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pugung dan Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus.
Kabupaten Pringsewu terdiri dari 8 (delapan) wilayah
kecamatan antara lain Kecamatan Pardasuka, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan
Pagelaran, Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Gading Rejo, Kecamatan
Sukoharjo, Kecamatan Banyumas, dan Kecamatan Adiluwih.
- Topografi
- Kemiringan Lahan
Sekitar 41,79% wilayah Kabupaten Pringsewu merupakan areal datar (0-8%)
yang tersebar di Kecamatan Pringsewu, Ambarawa, Gading Rejo dan
Sukoharjo. Untuk lereng berombak (8-15%) memiliki sebaran luasan sekitar
19,09% yang dominan terdapat di Kecamatan Adiluwih. Sementara
kelerengan yang terjal (>25%) memiliki sebaran luasan sekitar 21,49%
terdapat di Kecamatan Pagelaran dan Kecamatan Pardasuka
Ketinggian Lahan
Sebagian besar wilayah Kabupaten Pringsewu berada pada ketinggian
100‚200 meter dpl, hal itu dapat dilihat dari porsi luasan yang
merupakan luasan terbesar yaitu 40.555,25 Ha atau sebesar 64,88% dari
total wilayah Kabupaten Pringsewu. Wilayah dengan ketinggian 100‚200
meter sebagian besar tersebar di wilayah Kecamatan Pagelaran. Sedangkan
kelas ketinggian lahan tertinggi > 400 meter dpl dengan porsi luasan
terkecil atau sebesar 5,99% terdapat di Kecamatan Pardasuka dengan
luasan sebesar 2.640,40 Ha atau 27,86% dari total luas wilayahnya dan
Kecamatan Pagelaran dengan luasan sebesar 1.106,72 Ha atau 6,40% dari
total luas wilayahnya.
Geologi
Potensi formasi geologis terbesar di Kabupaten Pringsewu adalah formasi
Lempung (Qtl) dengan luas sebesar 23.882 Ha atau sebesar 38,21%. Potensi
formasi geologis terbesar kedua setelah Lempung (Qtl) di Kabupaten
Pringsewu adalah formasi Kompleks Gunungkasih (Pzg) dengan luas sebesar
18.234 Ha atau sebesar 29,17%. Sedangkan potensi formasi geologis
terkecil di Kabupaten Pringsewu adalah formasi Menanga (Km) dengan luas
hanya sebesar 202 Ha atau hanya sebesar 0,32%
Fisiografis
Jika dilihat dari persebaran group fisiografis di Kabupaten Pringsewu
maka group fisiografis terluas adalah dataran dengan luas sebesar
16.496,88 Ha atau 26,39% dari total luas wilayah Kabupaten Pringsewu.
Group fisiografis dataran tersebut tersebar pada beberapa wilayah di
Kabupaten Pringsewu. Porsi group fisiografis dataran terluas berada pada
Kecamatan Adiluwih dengan luas sebesar 6.896,81 Ha atau sebesar 41,80%
dari total luas dataran.
Group fisiografis dengan luasan terkecil, yaitu group aneka bentuk
dengan luas hanya sebesar 896,26 Ha atau 1,43% yang terletak di
Kecamatan Pardasuka seluas 223,68 Ha atau sebesar 24,94% dari total
luasan group fisiografis dan Kecamatan Pagelaran seluas 672,58 Ha atau
sebesar 75,04% dari total luasan group fisiografis.
Hidrologi
Kabupaten Pringsewu memiliki 8 (delapan) sungai dengan panjang dan luas
daerah aliran yang bervariasi. Sungai terpanjang yang mengaliri wilyah
Kabupaten Pringsewu adalah Way Sekampung Bagian Tengan dengan panjang 24
Km. Namun demikian walaupun Way Sekampung Bagian Tengah merupakan
sungai terpanjang di Kabupaten Pringsewu, Way Sekampung Bagian Tengah
hanya memiliki daerah aliran seluas 600 Km2 atau lebih kecil
jika dibandingkan dengan Sungai Way Wonokoro dan Way Apus. Way Wonokoro
merupakan sungai terpanjang setelah Way Sekampung Bagian Tengah dengan
panjang 8,8 Km dan daerah aliran terluas yaitu 7.040 Km2. Sedangkan sungai dengan panjang dan daerah aliran terkecil adalah sungai Marga Raharjo yaitu hanya seluas 15 Km2 dengan panjang sungai hanya 2,5 Km.
Klimatologi
Kabupaten Pringsewu merupakan daerah tropis, dengan rata-rata curah
hujan berkisar antara 161,8 mm/bulan, dan rata-rata jumlah hari hujan
13,1 hari/bulan. Rata-rata temperatur suhu berselang antara 22,90C 32,40C.
Selang rata-rata kelembaban relatifnya adalah antara 56,8% sampai
dengan 93,1%. Sedangkan rata-rata tekanan udara minimal dan maksimal di
Kabupaten Pringsewu adalah 1008,1 Nbs dan 936,2 Nbs. Dengan
karakteristik iklim tersebut, wilayah ini berpotensial untuk
dikembangkan sebagai daerah pertanian.
Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan
Beberapa Jenis Tanah yang terdapat di Kabupaten Pringsewu adalah:
Regosol, Gleisol, Kambisol dan Podsolik. Sedangkan penggunaan lahan
terbesar di Kabupaten Pringsewu adalah tegalan yaitu seluas 17.227 Ha
atau sebesar 27,56%. Dari luas lahan yang digunakan untuk tegalan,
31,95% berada di Kecamatan Adiluwih. Sedangkan sisanya tersebar pada
seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Pringsewu. Selain digunakanan
sebagai tegalan, sebagian besar wilayah Kabupaten Pringsewu juga
digunakan sebagai lahan sawah, akan tetapi luasan lahan yang digunakan
sebagai sawah tersebut masih berada dibawah lahan tegalan. Luas lahan
yang digunakan untuk sawah adalah seluas 12.197 Ha atau sebesar 19,51%,
sedangkan sisanya digunakan sebagai lahan perkebunan seluas 11.989 Ha
atau 19,18%, hutan seluas10.634 Ha atau 17,01%, permukiman seluas 9.547
Ha atau 15,27%, dan belukar seluas 917 Ha atau 1,47%.
WILAYAH RAWAN BENCANA
Banjir merupakan kasus bencana yang paling sering terjadi di
Kabupaten Pringsewu. Kasus banjir terbesar terjadi pada tahun 2010 yaitu
38 kasus banjir. Beberapa kasus banjir pernah terjadi di Kabupaten
Pringsewu, selain menggenangi beberapa ruas jalan utama di wilayah
Kabupaten Pringsewu, kasus banjir juga pernah menggenangi kawasan
permukiman dan lahan sawah di wilayah ini. Kecamatan dengan jumlah kasus
banjir terbanyak yang terjadi pada tahun 2010 adalah Kecamatan
Pardasuka.
Selian bencana banjir, bencana kebakaran juga sering terjadi di wilayah
Kabupaten Pringsewu. Dalam kurun waktu 2005- 2010
telah terjadi 51 kasus kebakaran. Kebakaran yang terjadi di Kabupaten
Pringsewu disebabkan oleh faktor kelalaian manusia. Selain potensi
bencana banjir dan kebakaran, bencana tanah longsor juga merupakan jenis
bencana yang pernah melanda wilayah Kabupaten Pringsewu. Bencana tanah
longsor terutama dapat terjadi pada kawasan dengan kelerengan > 25 %.
Bencana lain yang pernah terjadi dan perlu diwaspadai di Kabupaten
Pringsewu adalah bencana puting beliung. Bencana ini cukup sering
terjadi di wilayah Kabupaten Pringsewu, terutama pada saat musim
pancaroba berlangsung.
DEMOGRAFI
DEMOGRAFI
Jumlah penduduk Kabupaten Pringsewu dalam kurun waktu lima tahun
terakhir (2007-2011) selalu mengalami peningkatan pada setiap tahunnya.
Pada tahun 2007 jumlah penduduk Kabupaten Pringsewu berjumlah 350.422
jiwa dan kemudian terus mengalami peningkatan hingga menjadi 384.252
jiwa pada tahun 2011 atau tumbuh sebesar 1,89%.
Dengan luas wilayah sebesar 625 Km, kepadatan penduduk
Kabupaten Pringsewu pada tahun 2011 sebesar 614,80 jiwa/Km2, meningkat
sebesar 5,33% dari tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan daerah
kabupaten/kota lainnya di Provinsi Lampung maka kepadatan penduduk di
Kabupaten Pringsewu relatif cukup tinggi (peringkat ke-3 Provinsi
Lampung), namun masih sangat jauh jika dibandingkan dengan Kota Bandar
Lampung yang berada pada peringkat pertama dan Kota Metro pada peringkat
kedua.
Ditinjau dari masing-masing kecamatan, Kecamatan Pringsewu merupakan
kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling tinggi. Dengan luas
wilayah sebesar 53,29 Km kepadatan penduduk di Kecamatan
Pringsewu hingga mencapai 1.415,07 jiwa/Km2.
Lima tahun kedepan penduduk Kabupaten Pringsewu semakin padat, mengacu
pada hasil proyeksi pertumbuhan penduduk RPJPD Kabupaten Pringsewu
2005-2025 dengan asumsi pertumbuhan penduduk sebesar 1,89 % pertahun,
diperkirakan pada tahun 2016 jumlah penduduk Kabupaten Pringsewu tumbuh
menjadi sebesar 422.010 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar
675,22 jiwa/Km2.
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
- Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
- Struktur Perekonomian
Struktur perekonomian Kabupaten Pringsewu kurun waktu
2008-2010 didominasi oleh sektor pertanian, peternakan,
kehutanan, dan perikanan. Tahun 2008-2010 rata-rata kontribusi sektor
tersebut adalah sebesar 42,77%. Sub sektor sektor pertanian, peternakan,
kehutanan, dan perikanan yang penyumbang PDRB Kabupaten Pringsewu yang
terbesar sesungguhnya adalah sub sektor tanaman bahan makanan. Selain
sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, ada 2 (dua)
sektor lain yang kontribusinya terlihat cukup signifikan mempengaruhi
nilai PDRB Kabupaten Pringsewu, yaitu sektor perdagangan, restoran dan
hotel yang memberikan kontribusi rata-rata sebesar 18,16% pada kurun
waktu 2008-2010. Sub sektor perdagangan, restoran dan hotel sebagian
besar bersumber dari sub sektor perdagangan besar dan eceran.
Selanjutnya adalah sektor industri pengolahan, yaitu memberikan
kontribusi rata-rata sebesar 10,25%. Sektor industri pengolahan
seluruhnya di topang oleh sub sektor industri non migas.
Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Kabupaten Pringsewu pada Tahun 2009 telah mengalami
pertumbuhan sebesar 5,59%. Hal tersebut menunjukkan bahwa perekonomian
Kabupaten Pringsewu tumbuh dan berkembang dengan baik. Pertumbuhan
tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi, yakni sebesar
10,04%. Sektor dengan pertumbuhan tertinggi kedua adalah sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang tumbuh sebesar 9,30%.
Sementara itu sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang tumbuh
sebesar 6,93%, merupakan sektor dengan pertumbuhan tertinggi ketiga.
Ditinjau dari perekonomian Provinsi Lampung, maka laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Pringsewu pada tahun 2009 berada pada peringkat ke
empat. Pada tahun 2010 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu
lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi pada
tahun tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,95%. Jika dibandingkan dengan
rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung pada tahun 2009 dan
tahun 2010 maka laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu berada
diatas rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu pada tahun 2011 sedikit
meningkat dari pada pertumbuhan ekonomi di tahun sebelumnya. Pertumbuhan
ekonomi di tahun 2011 sebesar 7,10%. Walaupun pertumbuhan tahun 2011
mengalami sedikit kenaikan tetapi masih terdapat sektor yang mengalami
perlambatan yaitu sektor pertanian dan sektor listrik, gas dan air
bersih dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2010. Pada tahun 2011 ini
pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada sektor jasa-jasa yaitu
sebesar 24,48% kemudian di peringkat kedua oleh sektor pengangkutan dan
komunikasi sebesar 15,75 %, sedangkan tingkat pertumbuhan terkecil
terjadi pada sektor pertanian yang mengalami penurunan sebesar 1,21 %
dibandingkan dengan tahun 2010.
PDRB Perkapita
PDRB Perkapita Kabupaten Pringsewu atas dasar harga berlaku pada tahun
2008 sebesar Rp. 6.219.300. PDRB Perkapita Kabupaten Pringsewu atas
dasar harga berlaku pada tahun 2009 sebesar Rp. 7.020.575 meningkat
12,88 % dibandingkan dengan tahun 2008, sedangkan PDRB Perkapita
Kabupaten Pringsewu atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 kembali
mengalami peningkatan sebesar 10,68% atau menjadi sebesar Rp. 7.785.193.
Jika dibandingkan dengan PDRB Perkapita daerah kabupaten/ kota lainnya
di Provinsi Lampung pada tahun yang sama maka PDRB Perkapita Kabupaten
Pringsewu tahun 2008-2010 berada pada urutan ke-11 atau urutan ke-3
terendah.
Inflasi
Kota Pringsewu selama periode Januari sampai Agustus tahun kalender 2011
mengalami inflasi sebesar 2,49 persen, inflasi Kota Pringsewu ini lebih
rendah dibandingkan inflasi Kota Bandar Lampung yakni sebesar 2,82
persen dan inflasi nasional sebesar 2.69 persen.
Laju inflasi tertinggi tahun kalender 2011 (Januari-Agustus) di Kota
Pringsewu terjadi pada kelompok sandang, yaitu sebesar 10,19 persen.
Sedangkan di Kota Bandar Lampung terjadi di kelompok kesehatan sebesar
8,49 persen.
Sedangkan laju inflasi terendah tahun kalender 2011 (Januari-Agustus) di
Kabupaten Pringsewu terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan
jasa keuangan sebesar -0,13 persen. Sedangkan untuk Kota Bandar Lampung
dan nasional terjadi pada kelompok bahan makanan masing-masing sebesar
0,10 persen dan 1,85 persen. Terjadinya perbedaan inflasi pada kelompok
pengeluaran tertentu merupakan gambaran adanya perbedaan pola konsumsi
di antar kota.
Indeks Ketimpangan Pembangunan (Williamson Index)
Nilai koefisien Indeks Williamson menyatakan bahwa semakin
mendekati nilai nol berarti berarti semakin tidak ada ketimpangan dan
semakin nilai koefisiennya mendekati 1 berarti semakin mendekati
ketimpangan. Pembangunan di Kabupaten Pringsewu tahun 2007 hingga tahun
2010 tidak terjadi ketimpangan. Hal itu dapat dilihat dari nilai
koefisien indeks ketimpangan (williamson index) yang
jauh dari angka 1 (satu). Nilai koefisien indeks wiiliamson Kabupaten
Pringsewu tahun 2007-2010 hanya berkisar antara 0,115 hingga 0,121
dengan rata-rata nilai indeks ketimpangan sebesar 0,117.
Kemiskinan
Pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pringsewu berjumlah
94.091 jiwa, sedangkan rumah tangga miskin berjumlah 25.370. Angka
kemiskinan di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2009 sebesar 25,79%.
Penduduk diatas garis kemiskinan di Kabupaten Pringsewu tahun 2009
sebesar 74,21%.
Jika dibandingkan dengan jumlah rumah tangga miskin di Provinsi Lampung
maka jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Pringsewu tahun 2009 berada
pada peringkat ke 11 dari 14 daerah kabupaten/kota di Provinsi Lampung.
Jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2009
tergolong sedikit jika dibanding dengan jumlah rumah tangga miskin pada
daerah kabupaten/kota lainnya di Provinsi Lampung pada tahun yang sama.
Jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2009 hanya
sebesar 3,23% dari jumlah total rumah tangga miskin di Provinsi Lampung.
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 mengalami
penurunan yang cukup tajam jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya
(2009) atau menjadi sebesar 45.417 jiwa pada tahun 2010 dari sebesar
94.091 jiwa pada tahun 2009. Tingkat kemiskinan Kabupaten Pringsewu pada
tahun 2010 sebesar 12,45%. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk
miskin pada kabupaten/kota lainnya di Provinsi Lampung kurun waktu yang
sama (2010) maka jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pringsewu pada
tahun 2010 berada pada urutan ke-4 (empat) terendah dari 14
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Lampung
Garis Kemiskinan (KG) sebagai indikator pendapatan minimum masyarakat
yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang
mencukupi pada tahun 2010 di Kabupaten Pringsewu adalah sebesar
Rp237.868/kap/bln. Jika dibandingkan dengan GK kabupaten/kota lainnya di
Provinsi Lampung maka GK Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 berada
pada urutan ke-11 (sebelas), lebih tinggi dari Kabupaten Pesawaran dan
Kabupaten Tanggamus dan lebih rendah dari Kabupaten Mesuji, Kota Bandar
Lampung, dan Kota Metro.
- Fokus Kesejahteraan Masyarakat
- Pendidikan
Pada tahun 2010 penduduk usia sekolah baik dasar maupun menengah di
Kabupaten Pringsewu sebesar 23,50% dari total jumlah penduduk Kabupaten
Pringsewu. Pada tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Pringsewu pada
kelompok usia 7-12 tahun sebesar 50,87% dari jumlah total penduduk usia
sekolah. Penduduk usia 13-15 tahun sebesar 26,14% dari penduduk usia
sekolah. Sedangkan penduduk pada kelompok usia 16-18 tahun merupakan
penduduk usia sekolah paling sedikit jumlahnya, atau sebesar 22,99% dari
penduduk usia sekolah.
Jumlah murid/siswa SD merupakan jumlah murid/siswa sekolah terbanyak
jika dibandingkan dengan jumlah murid/siswa sekolah SMP atau SMA. Jumlah
murid/siswa sekolah SD pada tahun 2010 di Kabupaten Pringsewu sebanyak
45.563 orang, dimana 95,54%nya berada pada SD negeri dan hanya 4,46%
yang berada pada sekolah SD swasta. Jumlah murid SMP di Kabupaten
Pringsewu pada tahun 2010 sebanyak 18.397 orang, 71,19% dari jumlah
siswa SMP berada pada sekolah SMP negeri, sedangkan 28,81% berada pada
sekolah SMP swasta. Sedangkan untuk murid/siswa sekolah SMA di Kabupaten
Pringsewu tahun 2010 hanya berjumlah 8.343 orang atau merupakan jumlah
murid/siswa sekolah paling sedikit jumlahnya. Dari 8.343 orang yang
bersekolah pada jenjang pendidikan SMA, 16,58%nya berada pada sekolah
negeri, sedangkan selebihnya (83,42%) berada pada sekolah swasta. Jumlah
murid sekolah di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 tersebut jika
dibandingkan dengan jumlah ideal kelas yang tersedia belum mencukupi
untuk menampung murid sekolah yang ada. Kondisi tersebut ditinjau
berdasarkan asumsi bahwa satu kelas berisikan satu rombongan belajar,
dimana satu rombongan belajar untuk jenjang pendidikan SD idealnya
terdiri dari 32 orang murid. Sedangkan untuk jenjang pendidikan SMP dan
SMA diasumsikan satu rombongan belajar idealnya terdiri dari 36 orang
murid.
Angka partisapasi kasar (APK) di Kabupaten Pringsewu tahun 2009 untuk
jenjang pendidikan SD/MI sebesar 104,46. APK untuk jenjang pendidikan
SMP/MTS di Kabupaten Pringsewu tahun 2009 sebesar 82,09. APK SMA/SMK,
pada tahun 2009 di Kabupaten Pringsewu hanya sebesar 42,32. Jika
dibandingkan dengan target RPJMN 2004-2009 dan Renstra Kementrian
Pendidikan Nasional maka APK untuk jenjang pendidikan sekolah dasar dan
menengah belum terpenuhi.
Penduduk Usia Kerja dan Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk Yang Bekerja)
Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 adalah
sebesar 287.226. Dari jumlah penduduk usia kerja tersebut 172.545 orang
merupakan penduduk dalam setatus angkatan kerja, sedangkan sisanya
(114.681 orang) bukan angkatan kerja. Dari jumlah angkatan kerja di
Kabupaten Pringsewu tahun 2010 sebesar 51,77% berjenis kelamin laki-laki
dan sisanya sebesar 48,23% berjenis kelamin perempuan. Sedangkan untuk
penduduk bukan angkatan kerja 49,04% berjenis kelamin laki-laki dan
50,96% berjenis kelamin perempuan.
Pada tahun 2009 rasio penduduk yang bekerja adalah sebesar 91,67%.
Jumlah tersebut juga menunjukan besarnya kemampuan investasi dalam
menciptakan lapangan kerja bagi penduduk angkatan kerja di Kabupaten
Pringsewu tahun 2009.
Fokus Kebudayaan
Terkait dengan adat istiadat di Kabupaten Pringsewu tidak jauh berbeda
dengan daerah Lampung lainnya. Kedudukan wilayah Kabupaten Pringsewu
dalam konstelasi sejarah sebagai bagian dari wilayah sasaran penyebaran
lokasi transmigrasi, turut berpengaruh terhadap kondisi sosial budaya
masyarakat. Sebagai bagian dari lokasi transmigrasi, Kabupaten Pringsewu
telah mengalami perkembangan dan saat ini menjadi pilihan tempat
tinggal bagi para pendatang yang diantaranya memiliki latar belakang
etnis dan agama yang berbeda dengan penduduk asli.
Secara umum warga suku asli di wilayah Pringsewu masih kental dengan
nuansa budaya warga asli Pringsewu, yakni masyarakat Lampung-Pubian yang
beradat Pepadun. Dimana penduduk asli Pringsewu, khususnya sub suku
Lampung Pubian tersebut umumnya berdiam di sekitar pusat kota Kecamatan
Pringsewu. Sedangkan sub suku Lampung lainnya tersebar di seluruh
kecamatan yang ada di Kabupaten Pringsewu.
ASPEK PELAYANAN UMUM
- Fokus Layanan Urusan Wajib
- Pendidikan
Rasio ketersedian sekolah menurut jenjang pendidikan terhadap jumlah
penduduk usia sekolah di Kabupaten Pringsewu tahun 2010 sebesar 41,64.
Jika ditinjau berdasarkan masing-masing jenjang pendidikan maka untuk
jenjang pendidikan SD rasio ketersediaan sekolah terhadap jumlah
penduduk usia 7-12 tahun sebesar 61,21, untuk jenjang pendidikan SMP,
dengan rasio sebesar 25,44, untuk jenjang pendidikan SMA sebanyak 10.000
penduduk usia 16-18 tahun hanya ditampung oleh 17 sekolah.
Rasio guru terhadap murid untuk jenjang pendidikan SD di Kabupaten
Pringsewu tahun 2010 sebesar 62,87. Untuk jenjang pendidikan SMP dengan
rasio guru terhadap murid sebesar 83,65, sedangkan untuk jenjang
pendidikan SMA rasio rasio guru terhadap murid sebesar 137,72.
Jumlah sekolah di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 sebanyak 388
sekolah. Pada tahun 2010 sekolah untuk jenjang pedidikan SD/MI di
Kabupaten Pringsewu berjumlah 296 sekolah yang terdiri dari 275 sekolah
negeri dan hanya 21 sekolah swasta. Untuk jenjang pendidikan SMP di
Kabupaten Pringsewu tahun 2010 berjumlah 57 sekolah, yang terdiri dari
24 sekolah negeri dan 33 sekolah swasta. Jenjang pendidikan SMA/SMK pada
tahun 2010 terdapat 37 sekolah yang terdiri dari SMA negeri berjumlah 7
sedangkan SMA swasta berjumlah 12. Untuk sekolah SMK negeri pada tahun
2010 berjumlah 2 sedangkan swasta berjumlah 16.
Kesehatan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu
tahun 2012, rasio posyandu persatuan balita di Kabupaten Pringsewu
tahun 2011 adalah sebesar 1/114. Hal itu berarti satu unit posyandu
melayani 114 balita. Idealnya satu posyandu melayani 100 balita,
sehingga pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dapat lebih tercapai.
Di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2011 satu puskesmas memberikan
pelayanan kesehatan kepada 36.613 penduduk. Jumlah ideal yang ditetapkan
dalam standar pelayanan minimal bidang kesehatan satu puskesmas untuk
melayani 30.000 penduduk. Satu puskesmas pembantu memberikan pelayanan
kepada 10.430 penduduk, sedangkan satu poliklinik memberikan pelayanan
kesehatan kepada 2.809 penduduk.
Pada tahun 2010 satu orang dokter di Kabupaten Pringsewu memberikan
pelayanan kepada 9.091 orang penduduk dan satu orang tenaga medis
memberikan pelayanan kepada 5.882 orang penduduk. Standar minimal yang
ditetapkan dalam standar pelayanan minimal bidang kesehatan satu orang
dokter memberikan pelayanan kepada 2.500 penduduk.
Cakupan komplikasi kebidanan di Kabupaten Pringsewu tahun 2010 sebesar
91,20. Setandar pelayanan minimal bidang kesehatan memberikan target
capaian sebesar 80% untuk dicapai hingga tahun 2015. Hal itu berarti
capaian kinerja pelayanan terhadap penanganan kasus komplikasi kebidanan
di Kabupaten Pringsewu sudah melebihi targetnya.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
komptensi kebidanan adalah sebasar 90%. Setandar pelayanan minimal
bidang kesehatan memberikan target capaian sebesar 90% untuk dicapai
hingga tahun 2015. Hal itu berarti capaian kinerja pelayanan terhadap
penanganan kasus komplikasi kebidanan cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan yang memiliki komptensi kebidanan di Kabupaten
Pringsewu sudah memenuhi setandar.
Cakupan desa/kelurahan UCI sebesar 97,00%. Jika dibandingkan dengan
standar pelayanan minimal bidang kesehatan maka cakupan tersebut belum
memenuhi harapan. Cakupan desa/kelurahan UCI yang ditetapkan dalam
standar pelayanan minimal bidang kesehatan adalah sebesar 100% pada
tahun 2010.
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC TBA positif di
Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 sebesar 29,40%. Hal itu berarti
hanya 29,40% dari perkiraan jumlah penderita baru TBC BTA positif di
Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 yang diobati.
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarkat miskin di Kabupaten
Pringsewu pada tahun 2010 sebesar 93,00%. Hal itu berarti pada tahun
2010 sebanyak 93,00% dari jumlah penduduk miskin yang mengunjungi saran
kesehatan karena mengalami gangguan kesehatan di Kabupaten Pringsewu
dapat dilayani oleh sarana kesehatan yang ada.
Pekerjaan Umum
Jaringan jalan di Kabupaten Pringsewu tahun 2009 sepanjang 587,50 Km.
Berdasarkan statusnya, jaringan jalan di Kabupaten Pringsewu yang
termasuk dalam jaringan jalan negara sepanjang 27,90 Km, jaringan jalan
yang termasuk dalam jaringan jalan provinsi sepanjang 36,72 Km dan
jaringan jalan Kabupaten Pringsewu sepanjang 522,88 Km.
Ditinjau berdasarkan jenis permukaan maka jaringan jalan negara di
Kabupaten Pringsewu 100% berpermukaan aspal, begitu juga hal nya dengan
jaringan jalan provinsi yang juga 100% berjenis permukaan aspal.
Sedangkan untuk jaringan jalan kabupaten hanya 62,53% yang berjenis
permukaan aspal. Jika ditinjau dari kondisinya, jaringan jalan negara
100% masih dalam kondisi baik, sedangkan jaringan jalan provinsi hanya
6,53% berada dalam kondisi baik, sedangkan sisanya 13,40% dalam kondisi
rusak dan 16,79% dalam kondisi rusak berat. Untuk jaringan jalan
kabupaten di Kabupaten Pringsewu, 20,45% dalam kondisi baik, 34,71%
dalam kondisi sedang, 39,42% dalam kondisi rusak, dan hanya 5,41% yang
berada dalam kondisi rusak berat.
Di Kabupaten Pringsewu terdapat dua UPT pengairan jaringan irigasi yaitu
UPT Pengairan Pagelaran dan UPT Pengairan Gadingrejo. Luas daerah
irigasi untuk UPT Pengairan Pagelaran 9.699 Ha sedangkan UPT Pengairan
Gadingrejo 8.196 Ha. Luas daerah tanam untuk UPT Pengairan Pagelaran
8.070 Ha, sedangkan UPT Pengairan Gadingrejo 8.357 Ha. Panjang saluran
induk untuk UPT Pagelaran 27.848 m, panjang saluran sekunder 69.235 m.
Sedangkan untuk UPT Gadingrejo, panjang saluran induk untuk 39.822 m,
panjang saluran sekunder 35.317 m.
Pada masing-masing UPT terdapat bangunan yang berfungsi sebagai sub
prasarana pelayanan air yaitu bangunan pembagai, box, dan bangunan
lainnya sebagai bangunan pelengkap. Bangunan pembagi di UPT Pagelaran
berjumlah 123 unit, sedangkan di UPT Gadingrejo berjumlah 130 unit.
Bangunan Box di UPT Pagelaran berjumlah 80 unit, sedangkan di UPT
Gadingrejo berjumlah 108 unit. Bangunan lainnya di UPT Pagelaran
berjumlah 195 unit, sedangkan di UPT Gadingrejo berjumlah 150 unit.
Perhubungan
Hingga saat ini di Kabupaten Pringsewu hanya terdapat satu terminal bus
yang berada di Kecamatan Pringsewu sebagai pusat kota di Kabupaten
Pringsewu. Pada tahun 2009 jenis kendaraan yang beroperasi di
Kabupaten Pringsewu didominasi oleh kendaraan roda dua yaitu berjumlah
63.298 unit atau sebesar 97,54% dari total jumlah kendaraan yang
beroperasi di Kabupaten Pringsewu. Sedangkan sisanya merupakan jenis
kendaraan BUS, Mini Bus/Microlet, Pick Up, Truck, Sedan, Jeep,
Ambulance, dan Tangki
Pertanahan
Realisasi penerbitan sertifikat hak-hak atas tanah di kantor BPN
Kabupaten Pringsewu tahun 2008 sebanyak 1.488. Penerbitan sertifikat
terbanyak adalah sertifikat hak milik yaitu berjumlah 431. Realisasi
penerbitan sertifikat terbanyak kedua adalah tanah wakaf, yaitu sebanyak
15 buah. Sedangkan sertifikat hak pakai dan sertifikat hak guna
bangunan masing-masing hanya sebesar 8 dan 1 buah sertifikat.
Keluarga Berencana
Jumlah PUS di Kabupaten Pringsewu pada kurun waktu 2007-2010 selalu
mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 jumlah PUS sebesar 61.811 dan
meningkat menjadi 67.693 pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 kembali
mengalami peningkatan menjadi sebesar 68.669. Jumlah PUS yang menjadi
peserta aktiv program KB juga selalu meningkat. Pada tahun 2007 jumlah
peserta aktiv sebesar 44.673 sedangkan PUS bukan peserta sebesar 17.138.
Pada tahun 2009 jumlah peserta aktiv mengalami peningkatan menjadi
sebesar 45.373 dan PUS bukan peserta juga turut meningkat menadi sebesar
46.552. Hingga tahun 2010 jumlah peserta aktiv sebesar 46.552 sedangkan
PUS bukan peserta sebesar 22.497.
Ketenagakerjaan
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kabupaten Pringsewu tahun 2010
sebesar 61,47%. Jika ditinjau berdasarkan jenis kelaminnya TPAK
penduduk Kabupaten Pringsewu untuk jenis kelamin laki-laki sebesar
64,09% dan jenis kelamin perempuan sebesar 58,78%. Tingkat pengangguran
terbuka (TPT) Kabupaten Pringsewu tahun 2009 sebesar 8,33%. Hal itu
dapat berarti bahwa sebanyak 8,33% dari penduduk angkatan kerja adalah
pengangguran. Sedangkan jika ditinjau menurut jenis kelaminnya, sebesar
9,78% dari penduduk angkatan kerja berjenis kelamin laki-laki adalah
pengangguran dan sebesar 6,71% dari penduduk angkatan kerja berjenis
kelamin perempuan adalah pengangguran.
Produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Pringsewu tahun 2009 adalah
sebesar 14,72 juta rupiah, atau dapat dikatakan bahwa satu orang tenaga
kerja dapat menciptakan nilai tambah rata-rata sebesar 14,72 juta rupiah
pada setiap tahunnya.
Otonomi Daerah
Pemerintahan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Dalam mendukung jalannya roda pemerintahan dan peningkatan pelayanan
kepada masyarakat, Pemerintah Daerah bersama-sama dengan DPRD Kabupaten
Pringsewu telah mengesahkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD,
Lembaga Teknis Daerah, Dinas-Dinas Kebupaten Daerah, Lembaga Lain dan
Kecamatan akan tetapi penempatan jabatan struktural sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 belum terealisasi sepenuhnya
pada tahun 2011.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Kabupaten Pringsewu tahun 2011
berjumlah 5.868 yang terdiri dari golongan 1 berjumlah 470 orang,
glongan 2 berjumlah 1.104 orang, glongan 3 berjumlah 3.504 orang dan
glongan 4 berjumlah 1197 orang, yang tersebar di berbagai dinas dan
instansi, kecamatan, kelurahan, dan unit-unit teknis.
Jumlah anggota DPRD Kabupaten Pringsewu tahun 2010 di dominasi oleh
anggota DPRD yang terpilih melalui partai Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP), yaitu 5 kursi/orang. Partai Golkar pada tahun 2010
menduduki 4 kursi di DPRD Kabupaten Pringsewu. Begitu juga halnya Partai
Demokrat sebagai partai pemerintah di Indonesia menduduki 4 kursi di
DPRD Kabupaten Pringsewu. Selain Partai Golkar dan Partai Demokrat,
Partai Amanat Nasional juga menduduki 4 kursi di DPRD Kabupaten
Pringsewu. Sedangkan partai lainnya memiliki jumlah anggota yang
bervariatif mulai dari 3 kursi hingga hanya 1 kursi. Jika dilihat
berdasarkan jenis kelamin, maka jumlah anggota DPRD Kabupaten Pringsewu
didominasi oleh kaum laki-laki. Jumlah kaum laki-laki sebagai anggota
DPRD Kabupaten Pringsewu adalah sebanyak 27 orang atau 79,41% dari
jumlah total anggota DPRD Kabupaten Pringsewu, sedangkan sisanya
sebanyak 8 orang atau 22,85% dari jumlah total anggota DPRD Kabupaten
Pringsewu adalah kaum perempuan.
Organisasi sosial kemasyarakatan yang terdapat di Kabupaten Pringsewu
pada tahun 2010 berjumlah 32. Dari jumlah tersebut organisasi
kemasyarakatan (ormas) merupakan organisasi yang paling banyak
jumlahnya, yaitu tedapat 15 organisasi kemasyarkatan. Sedangkan sisanya
terdiri dari 10 organisasi sosial dan politik, 2 ogansisasi kepemudaan,
dan 5 lembaga swadaya masyarakat.
- Fokus Layanan Urusan Pilihan
- Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
Pada tahun 2010, sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
secara menyeluruh mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 2,88%.
Pertumbuhan Sektor ini lebih lambat apabila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yang mempunyai pertumbuhan sebesar 4,04%.
Pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan dari 4,52% pada tahun 2009
menjadi hanya sebesar 2,17% pada tahun 2010, sub sektor peternakan dari
4,19% pada tahun 2009 menjadi 3,70% pada tahun 2010, dan sub sektor
kehutanan yang pada tahun 2009 hanya mengalami pertumbuhan sebesar
5,08%, pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan hingga menjadi sebesar
5,10%.
Secara umum nilai kontribusi terbesar Sektor Pertanian terhadap PDRB
sebesar 45,51%. Pada sektor pertanian, peran sub sektor tanaman bahan
makanan mempunyai peranan terbesar dengan memberikan nilai kontribusi
yaitu sebesar 23,83% pada tahun 2009, dan mengalami penurunan kontribusi
pada tahun 2010 menjadi sebesar 23,08%. Sub sektor berikutnya adalah
peternakan yang memberikan kontribusinya sebesar 6,82% pada tahun 2009,
sub sektor ini juga mengalami penurunan kontribusi pada tahun 2010 yaitu
menjadi sebesar 6,55%. Kemudian kontribusi sub sektor perikanan sebesar
6,92%, sub sektor ini mengalami penurunan kontribusi dari tahun
sebelumnya yaitu menjadi sebesar 6,84% pada tahun 2010. Sub sektor
kehutanan memberikan nilai kontribusi terkecil yaitu 0,22% pada tahun
2009, dan pada tahun 2010 kontribusinya tidak mengalami perubahan (tetap
sebesar 0,22%).
Pertambangan dan Penggalian
Secara keseluruhan sektor pertambangan dan penggalian mengalami
perlambatan pertumbuhan apabila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun
sebelumnya. Pada tahun 2009 pertumbuhannya sebesar 3,94% dan pada tahun
2010 ini pertumbuhannya menjadi 1,45%. Hal ini sejalan dengan nilai
kontribusinya, kontribusi sektor ini mengalami penurunan, yaitu dari
0,84% pada tahun 2009 menjadi 0,80% di tahun 2010.
Industri Pengolahan
Pada tahun 2009 pertumbuhan sektor industri pengolahan sebesar 6,74% dan
pada tahun 2010 pertumbuhanya mengalami perlambatan menjadi sebesar
5,14%. Di Kabupaten Pringsewu, kelompok industri yang mempunyai peranan
terbesar pada sektor industri adalah kelompok industri makanan, minuman
dan barang galian bukan logam.
Dimana kebanyakan industri yang ada di Kabupaten Pringsewu rata-rata
bergerak di kedua kelompok ini, mulai dari Industri kecil dan kerajinan
rumah tangga, lalu industri sedang sampai dengan beberapa industri besar
yang ada di Kabupaten Pringsewu bergerak di kedua kelompok ini.
Listrik, Gas dan Air Bersih
Listrik dan air bersih merupakan kebutuhan hidup masyarakat banyak.
Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun ini pertumbuhan
sektor listrik, gas dan air bersih sedikit mengalami peningkatan.
Dimana pada tahun 2009 hanya mengalami pertumbuhan sebesar 4,43%, dan
pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 7,03%. Namun peranan
sektor listrik, gas dan air bersih dalam pembentukan PDRB Pringsewu
tidak mengalami perubahan selama kurun waktu 2009-2010. Selama kurun
waktu tersebut kontribusi sektor ini hanya sebesar 0,19%.
Konstruksi
Dengan meningkatnya aktifitas kegiatan di sektor konstruksi dua tahun
terakhir ini membuat pertumbuhan sektor ini cukup baik. Dimana sektor
konstruksi mengalami pertumbuhan sebesar 6,49% pada tahun 2009 dan pada
tahun 2010 pertumbuhannya meningkat menjadi sebesar 7,78%. Peranan
sektor ini terhadap PDRB Pringsewu mengalami sedikit peningkatan. Dimana
pada tahun 2009 peranannya mencapai 6,46% dan pada tahun 2010 menjadi
6,59%.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pada tahun ini sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami
peningkatan pertumbuhan yang sangat baik dibandingkan dengan pertumbuhan
tahun sebelumnya, yaitu dari 6,97% pada tahun 2009 menjadi 9,41% pada
tahun 2010. Sebagai daerah otonom baru, Kabupaten Pringsewu menunjukkan
pertumbuhan yang cukup signifikan di sektor ini. Kontribusi sektor
perdagangan hotel dan restoran mengalami peningkatan selama kurun waktu
2009-2010. Pada tahun 2009 kontribusinya sebesar 18,04%, kemudian pada
tahun 2010 kontribusinya meningkat menjadi 18,42%.
Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan pertumbuhan
dari 10,04% pada tahun 2009 menjadi 13,34% pada tahun 2010. Peningkatan
pertumbuhan sektor ini di dukung oleh pertumbuhan sub sektor
transportasi. Hal ini terjadi karena Kabupaten Pringsewu pada tahun 2009
menjadi kabupaten baru sehingga terjadi peningkatan mobilitas penduduk
maupun aktifitas perekonomian lainnya. Sub sektor komunikasi mengalami
perlambatan pertumbuhan dari 13,73% di tahun 2009 menjadi 10,87% di
tahun 2010.
Kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2009 sebesar
5,79% sedangkan pada tahun 2010 mengalami peningkatan hingga menjadi
sebesar 6,25. Kontribusi sub sektor pengangkutan mengalami peningkatan
kontribusi dari 3,36% di tahun 2009 menjadi 6,25% di tahun 2010, begitu
juga dengan sub sektor komunikasi yang mengalami peningkatan kotribusi
dari 2,13% di tahun 2009 menjadi 2,28% di tahun 2010.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Pertumbuhan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada tahun
2010 sedikit cepat daripada tahun sebelumnya yaitu sebesar 11,86%,
dimana tahun sebelumnya (tahun 2009) laju pertumbuhannya sebesar 9,30%.
Pertumbuhan sektor ini lebih disebabkan oleh sub sektor lembaga keuangan
lainnya yang mengalami peningkatan sebesar 3,24% kurun waktu 2009-2010.
Begitu juga halnya dengan sewa bangunan dan jasa perusahaan mengalami
peningkatan pertumbuhan sebesar 4,28% atau dari 10,16% di tahun 2009
menjadi 14,44% di tahun 2010, sedangkan sub sektor Bank mengalami
perlambatan pertumbuhan.
Walaupun sektor ini pertumbuhannya melambat tetapi kontribusi sektor ini
terhadap pembentukan PDRB Pringsewu relatif meningkat. Hal ini dapat
dilihat dimana pada tahun 2009 kontribusinya sebesar 5,61%, sedangkan
tahun 2010 meningkat hingga menjadi sebesar 8,83%.
Jasa-Jasa
Secara menyeluruh sektor jasa-jasa pada tahun 2010 mengalami peningkatan
pertumbuhan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu dari 5,90% pada
tahun 2009 menjadi 7,15% pada tahun 2010. Tidak semua sub sektor pada
sektor ini mengalami peningkatan pertumbuhan, dimana Jasa pemerintahan
umum mengalami peningkatan pertumbuhan dari 4,97% pada tahun 2009
menjadi 6,63% pada tahun 2010. Sedangkan pula pada sub sektor jasa
swasta mengalami perlambatan selama kurun waktu 2009-2010.
Secara total kontribusi sektor ini terhadap pembentukan PDRB Pringsewu
relatif tetap/stabil. Dimana kontribusinya terhadap pembentukan PDRB
Pringsewu pada tahun 2010 adalah 10,25%, meningkat kontribusinya dari
tahun 2009.
ASPEK DAYA SAING DAERAH
Sumber Daya Manusia
Dilihat dari tingkat pendidikan, pada tahun 2009 angkatan kerja yang ada
di Kabupaten Pringsewu lebih dari 50% masih berpendidikan sekolah dasar
dan sekolah lanjutan pertama. Ada kecenderungan peningkatan pendidikan
angkatan kerja terutama pendidikan SLTA, sedangkan untuk angkatan kerja
yang mempunyai pendidikan sarjana masih berkisar 1% hingga 2%. Secara
umum tingkat pendidikan angkatan kerja masih rendah, sehingga
mengakibatkan sektor lapangan usaha yang dapat menampung angkatan kerja
tersebut masih terbatas.
Rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk berusia
produktif terhadap penduduk yang tidak produktif di Kabupaten Pringsewu
pada tahun 2009 sebesar 56,83%. Hal itu menggambarkan bahwa penduduk
usia produktif memiliki beban tanggung terhadap penduduk usia tidak
produktif sebesar 56,83%. Atau dengan dapat dikatakan bahwa dua orang
penduduk usia produktif memiliki beban tanggungan kepada satu orang
penduduk usia tidak produktif. Begitu juga halnya dengan rasio
ketergantungan yang terjadi pada tahun 2010 dimana dengan rasio sebesar
53,83% maka dua orang penduduk usia produktif memiliki beban tanggungan
kepada satu orang penduduk usia tidak produktif.
Keunggulan Daerah
Pada tahun 2007-2010 di Kabupaten Pringsewu terdapat empat sektor basis,
antara lain sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan,
sektor bangunan, sektor perdagangan, restoran dan hotel, serta sektor
jasa-jasa. Ke empat sektor tersebut tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan
lokal saja, akan tetapi dapat mengekspor ke wilayah/daerah lainnya.
Sektor bangunan merupakan sektor basis yang paling kuat di Kabupaten
Pringsewu jika dibandingkan dengan ketiga sektor basis lainnya.
Perkembangan sektor bangunan sebagai sektor basis yang terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun tersebut dipengaruhi oleh percepatan
pembangunan bidang konstruksi di Kabupaten Pringsewu terutama di wilayah
perkotaan.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung telah memberikan pengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu sebesar 87% pada kurun
waktu tahun 2007-2010. Komponen bauran industri menyatakan besar
perubahan perekonomian wilayah akibat adanya bauran industri. Hasil
analisis menunjukkan sektor-sektor yang mendapat pengaruh positif bauran
industri, yaitu sektor industri pengolahan, perdagangan, restoran dan
hotel, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan,
persewaan dan jasa keuangan, serta sektor jasa-jasa. Perhitungan
komponen keunggulan kompetitif menghasilkan nilai keunggulan kompetitif (Differential Shift)
sebesar 18%. Nilai ini mengindikasikan bahwa keunggulan kompetitif yang
dihasilkan akan meningkatkan perkembangan perekonomian Kabupaten
Pringsewu. Sektor-sektor yang diindikasikan memiliki keunggulan
kompetitif adalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan,
sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, restoran dan hotel dan
sektor angkutan dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa.
hahaha....,
BalasHapusSemoga benar adanya
BalasHapus