Gambaran Umum Kabupaten Pringsewu

Luas dan Batas Wilayah Administrasi 

Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tanggamus, dan dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48 tahun 2008 tanggal 26 November 2008 dan diresmikan pada tanggal 3 April 2009 oleh Menteri Dalam Negeri.
Secara geografis Kabupaten Pringsewu terletak diantara 104045"25"- 10508"42" Bujur Timur (BT) dan 508"10"- 5034"27" Lintang Selatan (LS), dengan luas wilayah dimiliki sekitar 625 km2 atau 62.500 Ha.
Secara administratif Kabupaten Pringsewu berbatasan dengan 3 (tiga) wilayah kabupaten sebagai berikut :
  • Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sendang Agung dan Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah.
  • Sebelah Timur berbatasan Kecamatan Negeri Katon, Kecamatan Gedongtataan, Kecamatan Waylima dan Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran.
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bulok dan Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus.
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pugung dan Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus.
Kabupaten Pringsewu terdiri dari 8 (delapan) wilayah kecamatan antara lain Kecamatan Pardasuka, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Gading Rejo, Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Banyumas, dan Kecamatan Adiluwih.
  1. Topografi
  2. Kemiringan Lahan
Sekitar 41,79% wilayah Kabupaten Pringsewu merupakan areal datar (0-8%) yang tersebar di Kecamatan Pringsewu, Ambarawa, Gading Rejo dan Sukoharjo. Untuk lereng berombak (8-15%) memiliki sebaran luasan sekitar 19,09% yang dominan terdapat di Kecamatan Adiluwih. Sementara kelerengan yang terjal (>25%) memiliki sebaran luasan sekitar 21,49% terdapat di Kecamatan Pagelaran dan Kecamatan Pardasuka

Ketinggian Lahan
 Sebagian besar wilayah Kabupaten Pringsewu berada pada ketinggian 100‚200 meter dpl, hal itu dapat dilihat dari porsi luasan yang merupakan luasan terbesar yaitu 40.555,25 Ha atau sebesar 64,88% dari total wilayah Kabupaten Pringsewu. Wilayah dengan ketinggian 100‚200 meter sebagian besar tersebar di wilayah Kecamatan Pagelaran. Sedangkan kelas ketinggian lahan tertinggi > 400 meter dpl dengan porsi luasan terkecil atau sebesar 5,99% terdapat di Kecamatan Pardasuka dengan luasan sebesar 2.640,40 Ha atau 27,86% dari total luas wilayahnya dan Kecamatan Pagelaran dengan luasan sebesar 1.106,72 Ha atau 6,40% dari total luas wilayahnya.

Geologi
Potensi formasi geologis terbesar di Kabupaten Pringsewu adalah formasi Lempung (Qtl) dengan luas sebesar 23.882 Ha atau sebesar 38,21%. Potensi formasi geologis terbesar kedua setelah Lempung (Qtl) di Kabupaten Pringsewu adalah formasi Kompleks Gunungkasih (Pzg) dengan luas sebesar 18.234 Ha atau sebesar 29,17%. Sedangkan potensi formasi geologis terkecil di Kabupaten Pringsewu adalah formasi Menanga (Km) dengan luas hanya sebesar 202 Ha atau hanya sebesar 0,32%

Fisiografis
Jika dilihat dari persebaran group fisiografis di Kabupaten Pringsewu maka group fisiografis terluas adalah dataran dengan luas sebesar 16.496,88 Ha atau 26,39% dari total luas wilayah Kabupaten Pringsewu. Group fisiografis dataran tersebut tersebar pada beberapa wilayah di Kabupaten Pringsewu. Porsi group fisiografis dataran terluas berada pada Kecamatan Adiluwih dengan luas sebesar 6.896,81 Ha atau sebesar 41,80% dari total luas dataran. Group fisiografis dengan luasan terkecil, yaitu group aneka bentuk dengan luas hanya sebesar 896,26 Ha atau 1,43% yang terletak di Kecamatan Pardasuka seluas 223,68 Ha atau sebesar 24,94% dari total luasan group fisiografis dan Kecamatan Pagelaran seluas 672,58 Ha atau sebesar 75,04% dari total luasan group fisiografis.

Hidrologi
 Kabupaten Pringsewu memiliki 8 (delapan) sungai dengan panjang dan luas daerah aliran yang bervariasi. Sungai terpanjang yang mengaliri wilyah Kabupaten Pringsewu adalah Way Sekampung Bagian Tengan dengan panjang 24 Km. Namun demikian walaupun Way Sekampung Bagian Tengah merupakan sungai terpanjang di Kabupaten Pringsewu, Way Sekampung Bagian Tengah hanya memiliki daerah aliran seluas 600 Km2 atau lebih kecil jika dibandingkan dengan Sungai Way Wonokoro dan Way Apus. Way Wonokoro merupakan sungai terpanjang setelah Way Sekampung Bagian Tengah dengan panjang 8,8 Km dan daerah aliran terluas yaitu 7.040 Km2. Sedangkan sungai dengan panjang dan daerah aliran terkecil adalah sungai Marga Raharjo yaitu hanya seluas 15 Km2 dengan panjang sungai hanya 2,5 Km.

Klimatologi
 Kabupaten Pringsewu merupakan daerah tropis, dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 161,8 mm/bulan, dan rata-rata jumlah hari hujan 13,1 hari/bulan. Rata-rata temperatur suhu berselang antara 22,90C  32,40C. Selang rata-rata kelembaban relatifnya adalah antara 56,8% sampai dengan 93,1%. Sedangkan rata-rata tekanan udara minimal dan maksimal di Kabupaten Pringsewu adalah 1008,1 Nbs dan 936,2 Nbs. Dengan karakteristik iklim tersebut, wilayah ini berpotensial untuk dikembangkan sebagai daerah pertanian.

Jenis Tanah dan Penggunaan Lahan
Beberapa Jenis Tanah yang terdapat di Kabupaten Pringsewu adalah: Regosol, Gleisol, Kambisol dan Podsolik. Sedangkan penggunaan lahan terbesar di Kabupaten Pringsewu adalah tegalan yaitu seluas 17.227 Ha atau sebesar 27,56%. Dari luas lahan yang digunakan untuk tegalan, 31,95% berada di Kecamatan Adiluwih. Sedangkan sisanya tersebar pada seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Pringsewu. Selain digunakanan sebagai tegalan, sebagian besar wilayah Kabupaten Pringsewu juga digunakan sebagai lahan sawah, akan tetapi luasan lahan yang digunakan sebagai sawah tersebut masih berada dibawah lahan tegalan. Luas lahan yang digunakan untuk sawah adalah seluas 12.197 Ha atau sebesar 19,51%, sedangkan sisanya digunakan sebagai lahan perkebunan seluas 11.989 Ha atau 19,18%, hutan seluas10.634 Ha atau 17,01%, permukiman seluas 9.547 Ha atau 15,27%, dan belukar seluas 917 Ha atau 1,47%.

WILAYAH RAWAN BENCANA

Banjir merupakan kasus bencana yang paling sering terjadi di Kabupaten Pringsewu. Kasus banjir terbesar terjadi pada tahun 2010 yaitu 38 kasus banjir. Beberapa kasus banjir pernah terjadi di Kabupaten Pringsewu, selain menggenangi beberapa ruas jalan utama di wilayah Kabupaten Pringsewu, kasus banjir juga pernah menggenangi kawasan permukiman dan lahan sawah di wilayah ini. Kecamatan dengan jumlah kasus banjir terbanyak yang terjadi pada tahun 2010 adalah Kecamatan Pardasuka. Selian bencana banjir, bencana kebakaran juga sering terjadi di wilayah Kabupaten Pringsewu. Dalam kurun waktu 2005- 2010 telah terjadi 51 kasus kebakaran. Kebakaran yang terjadi di Kabupaten Pringsewu disebabkan oleh faktor kelalaian manusia. Selain potensi bencana banjir dan kebakaran, bencana tanah longsor juga merupakan jenis bencana yang pernah melanda wilayah Kabupaten Pringsewu. Bencana tanah longsor terutama dapat terjadi pada kawasan dengan kelerengan > 25 %. Bencana lain yang pernah terjadi dan perlu diwaspadai di Kabupaten Pringsewu adalah bencana puting beliung. Bencana ini cukup sering terjadi di wilayah Kabupaten Pringsewu, terutama pada saat musim pancaroba berlangsung.

DEMOGRAFI

Jumlah penduduk Kabupaten Pringsewu dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2007-2011) selalu mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Pada tahun 2007 jumlah penduduk Kabupaten Pringsewu berjumlah 350.422 jiwa dan kemudian terus mengalami peningkatan hingga menjadi 384.252 jiwa pada tahun 2011 atau tumbuh sebesar 1,89%. Dengan luas wilayah sebesar 625 Km, kepadatan penduduk Kabupaten Pringsewu pada tahun 2011 sebesar 614,80 jiwa/Km2, meningkat sebesar 5,33% dari tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan daerah kabupaten/kota lainnya di Provinsi Lampung maka kepadatan penduduk di Kabupaten Pringsewu relatif cukup tinggi (peringkat ke-3 Provinsi Lampung), namun masih sangat jauh jika dibandingkan dengan Kota Bandar Lampung yang berada pada peringkat pertama dan Kota Metro pada peringkat kedua. Ditinjau dari masing-masing kecamatan, Kecamatan Pringsewu merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling tinggi. Dengan luas wilayah sebesar 53,29 Km kepadatan penduduk di Kecamatan Pringsewu hingga mencapai 1.415,07 jiwa/Km2. Lima tahun kedepan penduduk Kabupaten Pringsewu semakin padat, mengacu pada hasil proyeksi pertumbuhan penduduk RPJPD Kabupaten Pringsewu 2005-2025 dengan asumsi pertumbuhan penduduk sebesar 1,89 % pertahun, diperkirakan pada tahun 2016 jumlah penduduk Kabupaten Pringsewu tumbuh menjadi sebesar 422.010 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 675,22 jiwa/Km2.


ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
  1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
  2. Struktur Perekonomian
Struktur perekonomian Kabupaten Pringsewu kurun waktu 2008-2010 didominasi oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Tahun 2008-2010 rata-rata kontribusi sektor tersebut adalah sebesar 42,77%. Sub sektor sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan yang penyumbang PDRB Kabupaten Pringsewu yang terbesar sesungguhnya adalah sub sektor tanaman bahan makanan. Selain sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan, ada 2 (dua) sektor lain yang kontribusinya terlihat cukup signifikan mempengaruhi nilai PDRB Kabupaten Pringsewu, yaitu sektor perdagangan, restoran dan hotel yang memberikan kontribusi rata-rata sebesar 18,16% pada kurun waktu 2008-2010. Sub sektor perdagangan, restoran dan hotel sebagian besar bersumber dari sub sektor perdagangan besar dan eceran. Selanjutnya adalah sektor industri pengolahan, yaitu memberikan kontribusi rata-rata sebesar 10,25%. Sektor industri pengolahan seluruhnya di topang oleh sub sektor industri non migas.

Pertumbuhan Ekonomi 
Perekonomian Kabupaten Pringsewu pada Tahun 2009 telah mengalami pertumbuhan sebesar 5,59%. Hal tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Pringsewu tumbuh dan berkembang dengan baik. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi, yakni sebesar 10,04%. Sektor dengan pertumbuhan tertinggi kedua adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang tumbuh sebesar 9,30%. Sementara itu sektor perdagangan, hotel dan restoran, yang tumbuh sebesar 6,93%, merupakan sektor dengan pertumbuhan tertinggi ketiga. Ditinjau dari perekonomian Provinsi Lampung, maka laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu pada tahun 2009 berada pada peringkat ke empat. Pada tahun 2010 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi pada tahun tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,95%. Jika dibandingkan dengan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung pada tahun 2009 dan tahun 2010 maka laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu berada diatas rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu pada tahun 2011 sedikit meningkat dari pada pertumbuhan ekonomi di tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2011 sebesar 7,10%. Walaupun pertumbuhan tahun 2011 mengalami sedikit kenaikan tetapi masih terdapat sektor yang mengalami perlambatan yaitu sektor pertanian dan sektor listrik, gas dan air bersih dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2010. Pada tahun 2011 ini pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada sektor jasa-jasa yaitu sebesar 24,48% kemudian di peringkat kedua oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 15,75 %, sedangkan tingkat pertumbuhan terkecil terjadi pada sektor pertanian yang mengalami penurunan sebesar 1,21 % dibandingkan dengan tahun 2010.

PDRB Perkapita
PDRB Perkapita Kabupaten Pringsewu atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 sebesar Rp. 6.219.300. PDRB Perkapita Kabupaten Pringsewu atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 sebesar Rp. 7.020.575 meningkat 12,88 % dibandingkan dengan tahun 2008, sedangkan PDRB Perkapita Kabupaten Pringsewu atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 kembali mengalami peningkatan sebesar 10,68% atau menjadi sebesar Rp. 7.785.193. Jika dibandingkan dengan PDRB Perkapita daerah kabupaten/ kota lainnya di Provinsi Lampung pada tahun yang sama maka PDRB Perkapita Kabupaten Pringsewu tahun 2008-2010 berada pada urutan ke-11 atau urutan ke-3 terendah.

Inflasi
Kota Pringsewu selama periode Januari sampai Agustus tahun kalender 2011 mengalami inflasi sebesar 2,49 persen, inflasi Kota Pringsewu ini lebih rendah dibandingkan inflasi Kota Bandar Lampung yakni sebesar 2,82 persen dan inflasi nasional sebesar 2.69 persen. Laju inflasi tertinggi tahun kalender 2011 (Januari-Agustus) di Kota Pringsewu terjadi pada kelompok sandang, yaitu sebesar 10,19 persen. Sedangkan di Kota Bandar Lampung terjadi di kelompok kesehatan sebesar 8,49 persen. Sedangkan laju inflasi terendah tahun kalender 2011 (Januari-Agustus) di Kabupaten Pringsewu terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,13 persen. Sedangkan untuk Kota Bandar Lampung dan nasional terjadi pada kelompok bahan makanan masing-masing sebesar 0,10 persen dan 1,85 persen. Terjadinya perbedaan inflasi pada kelompok pengeluaran tertentu merupakan gambaran adanya perbedaan pola konsumsi di antar kota.

Indeks Ketimpangan Pembangunan (Williamson Index)
Nilai koefisien Indeks Williamson menyatakan bahwa semakin mendekati nilai nol berarti berarti semakin tidak ada ketimpangan dan semakin nilai koefisiennya mendekati 1 berarti semakin mendekati ketimpangan. Pembangunan di Kabupaten Pringsewu tahun 2007 hingga tahun 2010 tidak terjadi ketimpangan. Hal itu dapat dilihat dari nilai koefisien indeks ketimpangan (williamson index) yang jauh dari angka 1 (satu). Nilai koefisien indeks wiiliamson Kabupaten Pringsewu tahun 2007-2010 hanya berkisar antara 0,115 hingga 0,121 dengan rata-rata nilai indeks ketimpangan sebesar 0,117.

Kemiskinan
Pada tahun 2009 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pringsewu berjumlah 94.091 jiwa, sedangkan rumah tangga miskin berjumlah 25.370. Angka kemiskinan di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2009 sebesar 25,79%. Penduduk diatas garis kemiskinan di Kabupaten Pringsewu tahun 2009 sebesar 74,21%. Jika dibandingkan dengan jumlah rumah tangga miskin di Provinsi Lampung maka jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Pringsewu tahun 2009 berada pada peringkat ke 11 dari 14 daerah kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2009 tergolong sedikit jika dibanding dengan jumlah rumah tangga miskin pada daerah kabupaten/kota lainnya di Provinsi Lampung pada tahun yang sama. Jumlah rumah tangga miskin di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2009 hanya sebesar 3,23% dari jumlah total rumah tangga miskin di Provinsi Lampung. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 mengalami penurunan yang cukup tajam jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2009) atau menjadi sebesar 45.417 jiwa pada tahun 2010 dari sebesar 94.091 jiwa pada tahun 2009. Tingkat kemiskinan Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 sebesar 12,45%. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada kabupaten/kota lainnya di Provinsi Lampung kurun waktu yang sama (2010) maka jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 berada pada urutan ke-4 (empat) terendah dari 14 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Lampung Garis Kemiskinan (KG) sebagai indikator pendapatan minimum masyarakat yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi pada tahun 2010 di Kabupaten Pringsewu adalah sebesar Rp237.868/kap/bln. Jika dibandingkan dengan GK kabupaten/kota lainnya di Provinsi Lampung maka GK Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 berada pada urutan ke-11 (sebelas), lebih tinggi dari Kabupaten Pesawaran dan Kabupaten Tanggamus dan lebih rendah dari Kabupaten Mesuji, Kota Bandar Lampung, dan Kota Metro. 

  1. Fokus Kesejahteraan Masyarakat
  2. Pendidikan
Pada tahun 2010 penduduk usia sekolah baik dasar maupun menengah di Kabupaten Pringsewu sebesar 23,50% dari total jumlah penduduk Kabupaten Pringsewu. Pada tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Pringsewu pada kelompok usia 7-12 tahun sebesar 50,87% dari jumlah total penduduk usia sekolah. Penduduk usia 13-15 tahun sebesar 26,14% dari penduduk usia sekolah. Sedangkan penduduk pada kelompok usia 16-18 tahun merupakan penduduk usia sekolah paling sedikit jumlahnya, atau sebesar 22,99% dari penduduk usia sekolah. Jumlah murid/siswa SD merupakan jumlah murid/siswa sekolah terbanyak jika dibandingkan dengan jumlah murid/siswa sekolah SMP atau SMA. Jumlah murid/siswa sekolah SD pada tahun 2010 di Kabupaten Pringsewu sebanyak 45.563 orang, dimana 95,54%nya berada pada SD negeri dan hanya 4,46% yang berada pada sekolah SD swasta. Jumlah murid SMP di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 sebanyak 18.397 orang, 71,19% dari jumlah siswa SMP berada pada sekolah SMP negeri, sedangkan 28,81% berada pada sekolah SMP swasta. Sedangkan untuk murid/siswa sekolah SMA di Kabupaten Pringsewu tahun 2010 hanya berjumlah 8.343 orang atau merupakan jumlah murid/siswa sekolah paling sedikit jumlahnya. Dari 8.343 orang yang bersekolah pada jenjang pendidikan SMA, 16,58%nya berada pada sekolah negeri, sedangkan selebihnya (83,42%) berada pada sekolah swasta. Jumlah murid sekolah di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 tersebut jika dibandingkan dengan jumlah ideal kelas yang tersedia belum mencukupi untuk menampung murid sekolah yang ada. Kondisi tersebut ditinjau berdasarkan asumsi bahwa satu kelas berisikan satu rombongan belajar, dimana satu rombongan belajar untuk jenjang pendidikan SD idealnya terdiri dari 32 orang murid. Sedangkan untuk jenjang pendidikan SMP dan SMA diasumsikan satu rombongan belajar idealnya terdiri dari 36 orang murid. Angka partisapasi kasar (APK) di Kabupaten Pringsewu tahun 2009 untuk jenjang pendidikan SD/MI sebesar 104,46. APK untuk jenjang pendidikan SMP/MTS di Kabupaten Pringsewu tahun 2009 sebesar 82,09. APK SMA/SMK, pada tahun 2009 di Kabupaten Pringsewu hanya sebesar 42,32. Jika dibandingkan dengan target RPJMN 2004-2009 dan Renstra Kementrian Pendidikan Nasional maka APK untuk jenjang pendidikan sekolah dasar dan menengah belum terpenuhi.

Penduduk Usia Kerja dan Kesempatan Kerja (Rasio Penduduk Yang Bekerja)
Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 adalah sebesar 287.226. Dari jumlah penduduk usia kerja tersebut 172.545 orang merupakan penduduk dalam setatus angkatan kerja, sedangkan sisanya (114.681 orang) bukan angkatan kerja. Dari jumlah angkatan kerja di Kabupaten Pringsewu tahun 2010 sebesar 51,77% berjenis kelamin laki-laki dan sisanya sebesar 48,23% berjenis kelamin perempuan. Sedangkan untuk penduduk bukan angkatan kerja 49,04% berjenis kelamin laki-laki dan 50,96% berjenis kelamin perempuan. Pada tahun 2009 rasio penduduk yang bekerja adalah sebesar 91,67%. Jumlah tersebut juga menunjukan besarnya kemampuan investasi dalam menciptakan lapangan kerja bagi penduduk angkatan kerja di Kabupaten Pringsewu tahun 2009.

Fokus Kebudayaan
Terkait dengan adat istiadat di Kabupaten Pringsewu tidak jauh berbeda dengan daerah Lampung lainnya. Kedudukan wilayah Kabupaten Pringsewu dalam konstelasi sejarah sebagai bagian dari wilayah sasaran penyebaran lokasi transmigrasi, turut berpengaruh terhadap kondisi sosial budaya masyarakat. Sebagai bagian dari lokasi transmigrasi, Kabupaten Pringsewu telah mengalami perkembangan dan saat ini menjadi pilihan tempat tinggal bagi para pendatang yang diantaranya memiliki latar belakang etnis dan agama yang berbeda dengan penduduk asli. Secara umum warga suku asli di wilayah Pringsewu masih kental dengan nuansa budaya warga asli Pringsewu, yakni masyarakat Lampung-Pubian yang beradat Pepadun. Dimana penduduk asli Pringsewu, khususnya sub suku Lampung Pubian tersebut umumnya berdiam di sekitar pusat kota Kecamatan Pringsewu. Sedangkan sub suku Lampung lainnya tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Pringsewu.


ASPEK PELAYANAN UMUM
  1. Fokus Layanan Urusan Wajib
  2. Pendidikan
Rasio ketersedian sekolah menurut jenjang pendidikan terhadap jumlah penduduk usia sekolah di Kabupaten Pringsewu tahun 2010 sebesar 41,64. Jika ditinjau berdasarkan masing-masing jenjang pendidikan maka untuk jenjang pendidikan SD rasio ketersediaan sekolah terhadap jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebesar 61,21, untuk jenjang pendidikan SMP, dengan rasio sebesar 25,44, untuk jenjang pendidikan SMA sebanyak 10.000 penduduk usia 16-18 tahun hanya ditampung oleh 17 sekolah. Rasio guru terhadap murid untuk jenjang pendidikan SD di Kabupaten Pringsewu tahun 2010 sebesar 62,87. Untuk jenjang pendidikan SMP dengan rasio guru terhadap murid sebesar 83,65, sedangkan untuk jenjang pendidikan SMA rasio rasio guru terhadap murid sebesar 137,72. Jumlah sekolah di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 sebanyak 388 sekolah. Pada tahun 2010 sekolah untuk jenjang pedidikan SD/MI di Kabupaten Pringsewu berjumlah 296 sekolah yang terdiri dari 275 sekolah negeri dan hanya 21 sekolah swasta. Untuk jenjang pendidikan SMP di Kabupaten Pringsewu tahun 2010 berjumlah 57 sekolah, yang terdiri dari 24 sekolah negeri dan 33 sekolah swasta. Jenjang pendidikan SMA/SMK pada tahun 2010 terdapat 37 sekolah yang terdiri dari SMA negeri berjumlah 7 sedangkan SMA swasta berjumlah 12. Untuk sekolah SMK negeri pada tahun 2010 berjumlah 2 sedangkan swasta berjumlah 16.

Kesehatan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu tahun 2012, rasio posyandu persatuan balita di Kabupaten Pringsewu tahun 2011 adalah sebesar 1/114. Hal itu berarti satu unit posyandu melayani 114 balita. Idealnya satu posyandu melayani 100 balita, sehingga pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dapat lebih tercapai. Di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2011 satu puskesmas memberikan pelayanan kesehatan kepada 36.613 penduduk. Jumlah ideal yang ditetapkan dalam standar pelayanan minimal bidang kesehatan satu puskesmas untuk melayani 30.000 penduduk. Satu puskesmas pembantu memberikan pelayanan kepada 10.430 penduduk, sedangkan satu poliklinik memberikan pelayanan kesehatan kepada 2.809 penduduk. Pada tahun 2010 satu orang dokter di Kabupaten Pringsewu memberikan pelayanan kepada 9.091 orang penduduk dan satu orang tenaga medis memberikan pelayanan kepada 5.882 orang penduduk. Standar minimal yang ditetapkan dalam standar pelayanan minimal bidang kesehatan satu orang dokter memberikan pelayanan kepada 2.500 penduduk. Cakupan komplikasi kebidanan di Kabupaten Pringsewu tahun 2010 sebesar 91,20. Setandar pelayanan minimal bidang kesehatan memberikan target capaian sebesar 80% untuk dicapai hingga tahun 2015. Hal itu berarti capaian kinerja pelayanan terhadap penanganan kasus komplikasi kebidanan di Kabupaten Pringsewu sudah melebihi targetnya. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki komptensi kebidanan adalah sebasar 90%. Setandar pelayanan minimal bidang kesehatan memberikan target capaian sebesar 90% untuk dicapai hingga tahun 2015. Hal itu berarti capaian kinerja pelayanan terhadap penanganan kasus komplikasi kebidanan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki komptensi kebidanan di Kabupaten Pringsewu sudah memenuhi setandar. Cakupan desa/kelurahan UCI sebesar 97,00%. Jika dibandingkan dengan standar pelayanan minimal bidang kesehatan maka cakupan tersebut belum memenuhi harapan. Cakupan desa/kelurahan UCI yang ditetapkan dalam standar pelayanan minimal bidang kesehatan adalah sebesar 100% pada tahun 2010. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC TBA positif di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 sebesar 29,40%. Hal itu berarti hanya 29,40% dari perkiraan jumlah penderita baru TBC BTA positif di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 yang diobati. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarkat miskin di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 sebesar 93,00%. Hal itu berarti pada tahun 2010 sebanyak 93,00% dari jumlah penduduk miskin yang mengunjungi saran kesehatan karena mengalami gangguan kesehatan di Kabupaten Pringsewu dapat dilayani oleh sarana kesehatan yang ada.

Pekerjaan Umum
Jaringan jalan di Kabupaten Pringsewu tahun 2009 sepanjang 587,50 Km. Berdasarkan statusnya, jaringan jalan di Kabupaten Pringsewu yang termasuk dalam jaringan jalan negara sepanjang 27,90 Km, jaringan jalan yang termasuk dalam jaringan jalan provinsi sepanjang 36,72 Km dan jaringan jalan Kabupaten Pringsewu sepanjang 522,88 Km. Ditinjau berdasarkan jenis permukaan maka jaringan jalan negara di Kabupaten Pringsewu 100% berpermukaan aspal, begitu juga hal nya dengan jaringan jalan provinsi yang juga 100% berjenis permukaan aspal. Sedangkan untuk jaringan jalan kabupaten hanya 62,53% yang berjenis permukaan aspal. Jika ditinjau dari kondisinya, jaringan jalan negara 100% masih dalam kondisi baik, sedangkan jaringan jalan provinsi hanya 6,53% berada dalam kondisi baik, sedangkan sisanya 13,40% dalam kondisi rusak dan 16,79% dalam kondisi rusak berat. Untuk jaringan jalan kabupaten di Kabupaten Pringsewu, 20,45% dalam kondisi baik, 34,71% dalam kondisi sedang, 39,42% dalam kondisi rusak, dan hanya 5,41% yang berada dalam kondisi rusak berat. Di Kabupaten Pringsewu terdapat dua UPT pengairan jaringan irigasi yaitu UPT Pengairan Pagelaran dan UPT Pengairan Gadingrejo. Luas daerah irigasi untuk UPT Pengairan Pagelaran 9.699 Ha sedangkan UPT Pengairan Gadingrejo 8.196 Ha. Luas daerah tanam untuk UPT Pengairan Pagelaran 8.070 Ha, sedangkan UPT Pengairan Gadingrejo 8.357 Ha. Panjang saluran induk untuk UPT Pagelaran 27.848 m, panjang saluran sekunder 69.235 m. Sedangkan untuk UPT Gadingrejo, panjang saluran induk untuk 39.822 m, panjang saluran sekunder 35.317 m. Pada masing-masing UPT terdapat bangunan yang berfungsi sebagai sub prasarana pelayanan air yaitu bangunan pembagai, box, dan bangunan lainnya sebagai bangunan pelengkap. Bangunan pembagi di UPT Pagelaran berjumlah 123 unit, sedangkan di UPT Gadingrejo berjumlah 130 unit. Bangunan Box di UPT Pagelaran berjumlah 80 unit, sedangkan di UPT Gadingrejo berjumlah 108 unit. Bangunan lainnya di UPT Pagelaran berjumlah 195 unit, sedangkan di UPT Gadingrejo berjumlah 150 unit.

Perhubungan
Hingga saat ini di Kabupaten Pringsewu hanya terdapat satu terminal bus yang berada di Kecamatan Pringsewu sebagai pusat kota di Kabupaten Pringsewu. ­Pada tahun 2009 jenis kendaraan yang beroperasi di Kabupaten Pringsewu didominasi oleh kendaraan roda dua yaitu berjumlah 63.298 unit atau sebesar 97,54% dari total jumlah kendaraan yang beroperasi di Kabupaten Pringsewu. Sedangkan sisanya merupakan jenis kendaraan BUS, Mini Bus/Microlet, Pick Up, Truck, Sedan, Jeep, Ambulance, dan Tangki

Pertanahan
Realisasi penerbitan sertifikat hak-hak atas tanah di kantor BPN Kabupaten Pringsewu tahun 2008 sebanyak 1.488. Penerbitan sertifikat terbanyak adalah sertifikat hak milik yaitu berjumlah 431. Realisasi penerbitan sertifikat terbanyak kedua adalah tanah wakaf, yaitu sebanyak 15 buah. Sedangkan sertifikat hak pakai dan sertifikat hak guna bangunan masing-masing hanya sebesar 8 dan 1 buah sertifikat.

Keluarga Berencana 
Jumlah PUS di Kabupaten Pringsewu pada kurun waktu 2007-2010 selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 jumlah PUS sebesar 61.811 dan meningkat menjadi 67.693 pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 kembali mengalami peningkatan menjadi sebesar 68.669. Jumlah PUS yang menjadi peserta aktiv program KB juga selalu meningkat. Pada tahun 2007 jumlah peserta aktiv sebesar 44.673 sedangkan PUS bukan peserta sebesar 17.138. Pada tahun 2009 jumlah peserta aktiv mengalami peningkatan menjadi sebesar 45.373 dan PUS bukan peserta juga turut meningkat menadi sebesar 46.552. Hingga tahun 2010 jumlah peserta aktiv sebesar 46.552 sedangkan PUS bukan peserta sebesar 22.497.

Ketenagakerjaan
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kabupaten Pringsewu tahun 2010 sebesar 61,47%. Jika ditinjau berdasarkan jenis kelaminnya TPAK penduduk Kabupaten Pringsewu untuk jenis kelamin laki-laki sebesar 64,09% dan jenis kelamin perempuan sebesar 58,78%. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kabupaten Pringsewu tahun 2009 sebesar 8,33%. Hal itu dapat berarti bahwa sebanyak 8,33% dari penduduk angkatan kerja adalah pengangguran. Sedangkan jika ditinjau menurut jenis kelaminnya, sebesar 9,78% dari penduduk angkatan kerja berjenis kelamin laki-laki adalah pengangguran dan sebesar 6,71% dari penduduk angkatan kerja berjenis kelamin perempuan adalah pengangguran. Produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Pringsewu tahun 2009 adalah sebesar 14,72 juta rupiah, atau dapat dikatakan bahwa satu orang tenaga kerja dapat menciptakan nilai tambah rata-rata sebesar 14,72 juta rupiah pada setiap tahunnya.

Otonomi Daerah
Pemerintahan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Dalam mendukung jalannya roda pemerintahan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah Daerah bersama-sama dengan DPRD Kabupaten Pringsewu telah mengesahkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD, Lembaga Teknis Daerah, Dinas-Dinas Kebupaten Daerah, Lembaga Lain dan Kecamatan akan tetapi penempatan jabatan struktural sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 belum terealisasi sepenuhnya pada tahun 2011. Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang ada di Kabupaten Pringsewu tahun 2011 berjumlah 5.868 yang terdiri dari golongan 1 berjumlah 470 orang, glongan 2 berjumlah 1.104 orang, glongan 3 berjumlah 3.504 orang dan glongan 4 berjumlah 1197 orang, yang tersebar di berbagai dinas dan instansi, kecamatan, kelurahan, dan unit-unit teknis. Jumlah anggota DPRD Kabupaten Pringsewu tahun 2010 di dominasi oleh anggota DPRD yang terpilih melalui partai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yaitu 5 kursi/orang. Partai Golkar pada tahun 2010 menduduki 4 kursi di DPRD Kabupaten Pringsewu. Begitu juga halnya Partai Demokrat sebagai partai pemerintah di Indonesia menduduki 4 kursi di DPRD Kabupaten Pringsewu. Selain Partai Golkar dan Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional juga menduduki 4 kursi di DPRD Kabupaten Pringsewu. Sedangkan partai lainnya memiliki jumlah anggota yang bervariatif mulai dari 3 kursi hingga hanya 1 kursi. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, maka jumlah anggota DPRD Kabupaten Pringsewu didominasi oleh kaum laki-laki. Jumlah kaum laki-laki sebagai anggota DPRD Kabupaten Pringsewu adalah sebanyak 27 orang atau 79,41% dari jumlah total anggota DPRD Kabupaten Pringsewu, sedangkan sisanya sebanyak 8 orang atau 22,85% dari jumlah total anggota DPRD Kabupaten Pringsewu adalah kaum perempuan. Organisasi sosial kemasyarakatan yang terdapat di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2010 berjumlah 32. Dari jumlah tersebut organisasi kemasyarakatan (ormas) merupakan organisasi yang paling banyak jumlahnya, yaitu tedapat 15 organisasi kemasyarkatan. Sedangkan sisanya terdiri dari 10 organisasi sosial dan politik, 2 ogansisasi kepemudaan, dan 5 lembaga swadaya masyarakat.
  1. Fokus Layanan Urusan Pilihan
  2. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
Pada tahun 2010, sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan secara menyeluruh mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 2,88%. Pertumbuhan Sektor ini lebih lambat apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mempunyai pertumbuhan sebesar 4,04%. Pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan dari 4,52% pada tahun 2009 menjadi hanya sebesar 2,17% pada tahun 2010, sub sektor peternakan dari 4,19% pada tahun 2009 menjadi 3,70% pada tahun 2010, dan sub sektor kehutanan yang pada tahun 2009 hanya mengalami pertumbuhan sebesar 5,08%, pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan hingga menjadi sebesar 5,10%. Secara umum nilai kontribusi terbesar Sektor Pertanian terhadap PDRB sebesar 45,51%. Pada sektor pertanian, peran sub sektor tanaman bahan makanan mempunyai peranan terbesar dengan memberikan nilai kontribusi yaitu sebesar 23,83% pada tahun 2009, dan mengalami penurunan kontribusi pada tahun 2010 menjadi sebesar 23,08%. Sub sektor berikutnya adalah peternakan yang memberikan kontribusinya sebesar 6,82% pada tahun 2009, sub sektor ini juga mengalami penurunan kontribusi pada tahun 2010 yaitu menjadi sebesar 6,55%. Kemudian kontribusi sub sektor perikanan sebesar 6,92%, sub sektor ini mengalami penurunan kontribusi dari tahun sebelumnya yaitu menjadi sebesar 6,84% pada tahun 2010. Sub sektor kehutanan memberikan nilai kontribusi terkecil yaitu 0,22% pada tahun 2009, dan pada tahun 2010 kontribusinya tidak mengalami perubahan (tetap sebesar 0,22%).

Pertambangan dan Penggalian 
Secara keseluruhan sektor pertambangan dan penggalian mengalami perlambatan pertumbuhan apabila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 pertumbuhannya sebesar 3,94% dan pada tahun 2010 ini pertumbuhannya menjadi 1,45%. Hal ini sejalan dengan nilai kontribusinya, kontribusi sektor ini mengalami penurunan, yaitu dari 0,84% pada tahun 2009 menjadi 0,80% di tahun 2010.

Industri Pengolahan
Pada tahun 2009 pertumbuhan sektor industri pengolahan sebesar 6,74% dan pada tahun 2010 pertumbuhanya mengalami perlambatan menjadi sebesar 5,14%. Di Kabupaten Pringsewu, kelompok industri yang mempunyai peranan terbesar pada sektor industri adalah kelompok industri makanan, minuman dan barang galian bukan logam. Dimana kebanyakan industri yang ada di Kabupaten Pringsewu rata-rata bergerak di kedua kelompok ini, mulai dari Industri kecil dan kerajinan rumah tangga, lalu industri sedang sampai dengan beberapa industri besar yang ada di Kabupaten Pringsewu bergerak di kedua kelompok ini.

Listrik, Gas dan Air Bersih
Listrik dan air bersih merupakan kebutuhan hidup masyarakat banyak. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada tahun ini pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih sedikit mengalami peningkatan. Dimana pada tahun 2009 hanya mengalami pertumbuhan sebesar 4,43%, dan pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 7,03%. Namun peranan sektor listrik, gas dan air bersih dalam pembentukan PDRB Pringsewu tidak mengalami perubahan selama kurun waktu 2009-2010. Selama kurun waktu tersebut kontribusi sektor ini hanya sebesar 0,19%.

Konstruksi
Dengan meningkatnya aktifitas kegiatan di sektor konstruksi dua tahun terakhir ini membuat pertumbuhan sektor ini cukup baik. Dimana sektor konstruksi mengalami pertumbuhan sebesar 6,49% pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 pertumbuhannya meningkat menjadi sebesar 7,78%. Peranan sektor ini terhadap PDRB Pringsewu mengalami sedikit peningkatan. Dimana pada tahun 2009 peranannya mencapai 6,46% dan pada tahun 2010 menjadi 6,59%.

Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pada tahun ini sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami peningkatan pertumbuhan yang sangat baik dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya, yaitu dari 6,97% pada tahun 2009 menjadi 9,41% pada tahun 2010. Sebagai daerah otonom baru, Kabupaten Pringsewu menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan di sektor ini. Kontribusi sektor perdagangan hotel dan restoran mengalami peningkatan selama kurun waktu 2009-2010. Pada tahun 2009 kontribusinya sebesar 18,04%, kemudian pada tahun 2010 kontribusinya meningkat menjadi 18,42%.

Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan pertumbuhan dari 10,04% pada tahun 2009 menjadi 13,34% pada tahun 2010. Peningkatan pertumbuhan sektor ini di dukung oleh pertumbuhan sub sektor transportasi. Hal ini terjadi karena Kabupaten Pringsewu pada tahun 2009 menjadi kabupaten baru sehingga terjadi peningkatan mobilitas penduduk maupun aktifitas perekonomian lainnya. Sub sektor komunikasi mengalami perlambatan pertumbuhan dari 13,73% di tahun 2009 menjadi 10,87% di tahun 2010. Kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2009 sebesar 5,79% sedangkan pada tahun 2010 mengalami peningkatan hingga menjadi sebesar 6,25. Kontribusi sub sektor pengangkutan mengalami peningkatan kontribusi dari 3,36% di tahun 2009 menjadi 6,25% di tahun 2010, begitu juga dengan sub sektor komunikasi yang mengalami peningkatan kotribusi dari 2,13% di tahun 2009 menjadi 2,28% di tahun 2010.

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 
Pertumbuhan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada tahun 2010 sedikit cepat daripada tahun sebelumnya yaitu sebesar 11,86%, dimana tahun sebelumnya (tahun 2009) laju pertumbuhannya sebesar 9,30%. Pertumbuhan sektor ini lebih disebabkan oleh sub sektor lembaga keuangan lainnya yang mengalami peningkatan sebesar 3,24% kurun waktu 2009-2010. Begitu juga halnya dengan sewa bangunan dan jasa perusahaan mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 4,28% atau dari 10,16% di tahun 2009 menjadi 14,44% di tahun 2010, sedangkan sub sektor Bank mengalami perlambatan pertumbuhan. Walaupun sektor ini pertumbuhannya melambat tetapi kontribusi sektor ini terhadap pembentukan PDRB Pringsewu relatif meningkat. Hal ini dapat dilihat dimana pada tahun 2009 kontribusinya sebesar 5,61%, sedangkan tahun 2010 meningkat hingga menjadi sebesar 8,83%.

Jasa-Jasa
Secara menyeluruh sektor jasa-jasa pada tahun 2010 mengalami peningkatan pertumbuhan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu dari 5,90% pada tahun 2009 menjadi 7,15% pada tahun 2010. Tidak semua sub sektor pada sektor ini mengalami peningkatan pertumbuhan, dimana Jasa pemerintahan umum mengalami peningkatan pertumbuhan dari 4,97% pada tahun 2009 menjadi 6,63% pada tahun 2010. Sedangkan pula pada sub sektor jasa swasta mengalami perlambatan selama kurun waktu 2009-2010. Secara total kontribusi sektor ini terhadap pembentukan PDRB Pringsewu relatif tetap/stabil. Dimana kontribusinya terhadap pembentukan PDRB Pringsewu pada tahun 2010 adalah 10,25%, meningkat kontribusinya dari tahun 2009.

 ASPEK DAYA SAING DAERAH

Sumber Daya Manusia
Dilihat dari tingkat pendidikan, pada tahun 2009 angkatan kerja yang ada di Kabupaten Pringsewu lebih dari 50% masih berpendidikan sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama. Ada kecenderungan peningkatan pendidikan angkatan kerja terutama pendidikan SLTA, sedangkan untuk angkatan kerja yang mempunyai pendidikan sarjana masih berkisar 1% hingga 2%. Secara umum tingkat pendidikan angkatan kerja masih rendah, sehingga mengakibatkan sektor lapangan usaha yang dapat menampung angkatan kerja tersebut masih terbatas. Rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduk berusia produktif terhadap penduduk yang tidak produktif di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2009 sebesar 56,83%. Hal itu menggambarkan bahwa penduduk usia produktif memiliki beban tanggung terhadap penduduk usia tidak produktif sebesar 56,83%. Atau dengan dapat dikatakan bahwa dua orang penduduk usia produktif memiliki beban tanggungan kepada satu orang penduduk usia tidak produktif. Begitu juga halnya dengan rasio ketergantungan yang terjadi pada tahun 2010 dimana dengan rasio sebesar 53,83% maka dua orang penduduk usia produktif memiliki beban tanggungan kepada satu orang penduduk usia tidak produktif.

Keunggulan Daerah
Pada tahun 2007-2010 di Kabupaten Pringsewu terdapat empat sektor basis, antara lain sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, sektor bangunan, sektor perdagangan, restoran dan hotel, serta sektor jasa-jasa. Ke empat sektor tersebut tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan lokal saja, akan tetapi dapat mengekspor ke wilayah/daerah lainnya. Sektor bangunan merupakan sektor basis yang paling kuat di Kabupaten Pringsewu jika dibandingkan dengan ketiga sektor basis lainnya. Perkembangan sektor bangunan sebagai sektor basis yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun tersebut dipengaruhi oleh percepatan pembangunan bidang konstruksi di Kabupaten Pringsewu terutama di wilayah perkotaan. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung telah memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pringsewu sebesar 87% pada kurun waktu tahun 2007-2010. Komponen bauran industri menyatakan besar perubahan perekonomian wilayah akibat adanya bauran industri. Hasil analisis menunjukkan sektor-sektor yang mendapat pengaruh positif bauran industri, yaitu sektor industri pengolahan, perdagangan, restoran dan hotel, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa keuangan, serta sektor jasa-jasa. Perhitungan komponen keunggulan kompetitif menghasilkan nilai keunggulan kompetitif (Differential Shift) sebesar 18%. Nilai ini mengindikasikan bahwa keunggulan kompetitif yang dihasilkan akan meningkatkan perkembangan perekonomian Kabupaten Pringsewu. Sektor-sektor yang diindikasikan memiliki keunggulan kompetitif adalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, restoran dan hotel dan sektor angkutan dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa.

2 komentar: